Berkemah Sambil Mudik Motor Bandung Kebumen
CAMPING MUDIK
CAMPING TOURING TAHUNAN
mungkin yang terlintas di benak anda adalah.. kok kepikiran hal seperti itu
tapi sejauh ini saya cari di google ga ada artikel mengenai mudik lalu bermalam di tenda yang dibawa sejak berangkat
kami bukan orang kaya yg suka cari sensasi, hidup kami masih biasa saja, bahkan kami berencana bermalam di jalan agar sepeda motor dan badan kami ga kelelahan
what?!
sebentar...
naik motor berempat?
ya betul..itu yang biasa kami lakukan.. naik motor berempat
tapi jangan salah ..kami pake Suzuki Smash..bukan motor lemah
Suzuki rangka kuat, mesin kuat, presisi tinggi tapi harga bekasnya murah..itu yg menarik
bahkan kali ini kami upgrade koplingnya pake satria 2 tak 5 speed jadi tenaga udah melebihi standar nya
track yang akan dilalui sejauh 339km menurut ordometer honda beat yg pernah kami miliki dulu
itu track yang cukup panjang dan melelahkan bila dikerjakan sekaligus
kakak saya dengan smash yg sama bisa tempuh dalam 7 jam krn 8 jam dah sampai jogja
kalo kami biasanya antara 12-16 jam tapi rata rata 14 jam
biasanya rasa lelah yg bikin males memulai lagi perjalanan itu di daerah karang pucung.. kami biasa diam SPBU disana krn disediakan tempat sampai 2-3 jam.. kelelahan fisik tdk bisa disembunyikan.. pantat pun sudah sangat sakit.
biasanya perjalanan selanjutnya terasa hambar krn pikiran dah sampai rumah tp badan masih dijalan ha..ha..ha
kami udah ga mau mengalami itu
...... ... ... .. .. .. .. ..
skenario 1
berangkat sore menjelang takbiran supaya ga disetop pocel1 secara..kami naik motor berempat itu pastinya salah kalo pake kacamata diluar kearifan lokal
kabar baiknya yg bertugas di jalan itu tdk semuanya pocelilantas alias dari semua satuan jadi mereka pun ga serius2 amat
alasan lain adalah :
supaya saat tengah malam atau saat buka tenda kami sudah dapat minimal setengah perjalanan
jadi buka tenda itu antara batas provinsi sampai daerah majenang. itu dah titik lelah
pagi pagi lanjutkan sampai tujuan atau buka tenda lagi agar sampainya siang hari..menghindari petasan (ada balita)
skenario 2
kami berangkat seperti skenario 1 tapi forsir aja sampai melewati lumbir, buka tenda di sekitar sungai serayu atau daerah buntu yang ramai.. cari halaman toko yg tutup dan cocok aja
istirahat sepuasnya krn jarak sudah dekat sambil menghindari jam-jam petasan
bawa bensin cadangan karena pastinya banyak SPBU yg tutup
alat keamanan
karena ada kemungkinan kami buka tenda di hutan atau persawahan kl kelelahan banget maka butuh yg namanya alat untuk perlindungan diri terhadap hewan dan orang jahat.. faktanya malam lebaran banyak yg mengisinya dengan mabuk mabukan
1. gergaji lipat
2. radio.. radio ini berguna mematahkan niat penjahat, radio identik dengan polisi dan tentara..faktanya bawa radio saya ga pernah ditagih uang parkir.. itu indikasi yg jelas
lagi pula radio sangat membantu di perjalanan.. tidak jarang contack radio berujung dipersilahkan mampir, diberi makan dan oleh oleh..itu sangat lazim buat briker
3. ketapel yg bisa melontarkan gotri 10mm dan anak panah
kl lihat instagram coba buka #bushcraft itu seni hidup di alam liar tanpa logistik alias semua dari alam kecuali pisau dan alat masak toh mereka tetap bawa p1st0L buat perlindungan diri
PELAKSANAAN
Perubahan Tanggal dan Jam Pemberangkatan
berangkat pagi jam 6 an tanggal 4 Mei agar ga kehilangan keramaian mudik mengingat tahun ini banyak hari libur nempel dengan lebaran di tambah one way ke arah timur dari jakarta lewat tol sehingga tidak ada puncak arus mudik di 2019 ini
kl sepanjang jalan sepi ntar malah ga berasa mudiknya
Perubahan Lokasi Tenda
kami ambil tempat di lapangan setelah perbatasan banyumas cilacap (Kebasen). jam 21:13
kebetulan BNPB juga buka posko disana jadi kami minta ijin untuk buka tenda sendiri di belakang tenda mereka
saya jelaskan bahwa ini memang konsep kami dari awal untuk mengajarkan cinta alam dan ketangguhan ke anak
kami dapat ijin dan segera mendirikan tenda
kami tidak buka tenda di sekitar batas provinsi karena ada serah terima dagangan saya (COD) dengan pembeli di Majengang dan itu waktunya siang hari krn kami berangkat pagi
kebasen itu tidak jauh dari kebumen tapi dengan kondisi lelah itu bisa jadi 4 jm yg melelahkan, kl diterusin gimana dengan konsep berkemah nya? he..he..
ini sisi timur dan bagian pemeriksaan kesehatan
terlihat kapasitas nya cukup untuk kira kira 50 orang
(diluar sebuah tenda keluarga dan sushola )
bagian ujung yang menghadap ke depan itu pos jaga dan radio
sedangkan yg menghadap ke pos tadi ada dapur dan kamar mandi dan toilet darurat
paling kiri adalah tenda untuk keluarga
sedangkan sebelah nya adalah mushola
selepas kami membuka tenda datang 2 mobil pemudik ke posko yg merangkap rest area BNPB sehingga posko tidak kosong.. ada 6 petugas berjaga,
suasana tetap sepi banget krn yang baru masuk langsung tidur
petugas juga cm beberapa jam sekali berputar tp tdk sampai tenda kami ..mungkin takut kami terganggu disamping keberadaan saya diluar tenda untuk berjaga sampai jam 2 pagi
saya bertahan melek sambil ngebrik..itu manfaatnya radio saat camping, ada teman ngobrol atau dengerin obrolan orang biar ga sepi
dengan perangkat UV82 dan antena Jpole knock down buatan saya bisa contact dengan Purwokerto barat
setelah hampir 9 jam perjalanan kami sampai di batas provinsi
kami sempatkan berfoto krn saat berangkat ga foto foto disana
ini set up menjelang berangkat balik ke bandung.. dari berangkat memang ga dicuci karena persiapan sangat makan waktu disamping nih motor dah sering dikencingi kucing
marto benci kucing.. jadi kl mandiin Zuki si motor ini ya ke tukang cuci yang kebetulan dah pada tutup
PERJALANAN BALIK KE BANDUNG
Maaf ZUKI kami memberimu beban yg sangat berat
Kami agak ngebut tujuannya agar saat sampai gentong dan nangrek masih terang, skenarionya di tanjakan gentong anak anak dan istri saya turunkan di titik sebelum tanjakan yg paling berat.. komunikasi mengandalkan HT/radio.. lebih mudah kl dlm keadaan terang
setelah ngebut 3 jam istirahat sejenak untuk minum kopi dan kencing sekaligus me refresh pantat yang tentunya terasa panas
setelah 5 jam perjalanan kami sampai karangpucung, di SPBU favorit kami
tapi kali ini ga buka kasur krn masih fit dan mengejar waktu ..ga ada rencana menginap di jalan
kami sarapan dengan ayam goreng kampung yg dijual di rumah makan tepat sebelah SPBU
sejak 1 jam sebelum masuk majenang saya udah ngantuk parah
si besar udah ga terhitung berapa kali kepalanya oleng he..he..
saya putuskan istirahat di tempat ini, sengaja tempat ini kami cari.. krn tahun lalu juga kami istirahat di sini
memory visual saya mencatat kl bukit yg jauh lebih nyaman jaraknya dekat dari situ tp sudahlah
setelah tidur sebentar kami jalan 10 menit udah ketemu bukit yang banyak warung kosong nya..jadi agak nyesel..padahal kan enak kl istirahat di ketinggian..udara sejuk dan ada titik tempat buat tiduran
lain kali tempat istirahat di bukit saja
kami tetap ceria.. ini perjalanan yang ditunggu tunggu dan menyita banyak waktu pikiran dan dana dlm persiapannya
jadi hepi itu wajib
kami sempatkan berfoto krn saat berangkat ga foto foto disana
padahal biasanya itu jadi agenda wajib saat berangkat
setelah 13 jam perjalanan kami sampai tanjakan gentong
sesuai rencana ; istri dan anak anak jalan kaki
saya mendahului dan sering berhenti untuk koordinasi lewat radio
agar aman sy biarkan mereka melewati saya baru saya jalan lagi
tapi lucunya justru di tanjakan paling curam kami malah berempat di motor semua
krn dapat celah yg cukup panjang di sisi kiri jalan jadi bisa geber si Zuki dengan mudah dan ternyata si Suki kali ini kuat nanjak di gentong
jadi kami anggap soal jalan kaki tadi untuk mengistirahatkan pantat he..he..
selepas gentong ada polisi yang mengumumkan adanya one way mengarah bandung sampai nagreg.. pastinya bisa ngebut lagi.. di gentong posisi macet
tentang mobil (lagi)
banyak mobil yang ngadat di tanjakan Gentong dan Nagreg
menurut asumsi saya itu krn driver yg kurang perhitungan
justru mobil mobil tua yg jarang terlihat macet
kebanyakan yg macet itu mobil2 tahun muda terutama yg LCGC dan mpv yg diisi berlebihan, apalagi yg front wheel drive.. beban bertambah tp daya cengkeram ban ga nambah
LCGC itu notabene barang kemarin sore..kl ga bisa nanjak pasti driver yg salah perhitungan dalam artian terlalu percaya diri, atau salah dalam perawatan
saya juga berminat naik tingkat dengan memiliki mobil, minimal untuk mingguan dan mudik bisa lebih mudah dan nyaman
beberapa mobil tua seharga sepeda motor yang saya incar:
1. mitsubishi minicab L100 2 silinder kapasitas kl ga salah 600cc krn ini mobil irit langka dan unik (kl mengincar zebra atau carry itu terlalu mainstream)
mobil 2 silinder itu tidak biasa..itu keunikan yg mendasar
2. daihatsu hijet 1000cc 3 silinder asuk hitungan krn lega di bagian belakang
3.Daihatsu Espass versi pertama
ketiga mobil diatas bisa dikonversi jadi camper van, ke arah sana-lah kegiatan camping keluarga kami
16 jam perjalanan sebenarnya kami udah masuk wilayah bandung..
kami udah ga terlalu minat mengejar waktu untuk sampai krn bagian yang berbahaya sudah dilalui dengan selamat disamping tulang ekor istri yang sakit.. ada kesalahan rancangan di dudukan bagasi dan step yg mustinya juga ikut mundur sehingga posisi duduk kurang nyaman
kami memilih makan dulu bersantai..setelah itu ke dokter (sebelah warung) minta surat keterangan sehat untuk keperluan pembaharuan kontrak kerja istri di pabrik
kami sampai di kontrakan kami pada jam 19:31 itu berarti 18 jam.. sebenarnya kl dikebut jam 18:30 bisa saja sampai
18 jam itu masuk kategori "biasa" kl pake motor dengan gaya saya.. cepat terbatas dan mengutamakan matematika fisika dlm berkendara
keselamatan nomor satu
hal tg perlu penyempurnaan
1. mundurkan dan naikkan step
2. tambah besi di atas behel agar membentuk bidang datar
3. gunakan per kopling tiger orisinil agar tenaga lebih baik lagi
catt: kesulitan menanjak di daerah ketep pas magelang